Pernah berkunjung ke Kraton Yogyakarta atau Kraton Kasunanan Solo? Kalau jawabannya pernah, berarti Anda dapat membayangkan bagaimana mewahnya desain interior dan eksterior istana-istana kerajaan zaman dahulu.
Keraton dalam dinamika masyarakat Jawa memang menjadi pusat panutan budaya. Termasuk di dalamnya soal perangkat furniture pengisi ruangan. Meja, kursi, almari, dipan, dan sebagainya menghadirkan sebuah kemewahan aristokrat yang begitu indah. Di dalamnya juga tersimpan beragam makna yang begitu brilian.
Kemewahan ala bangsawan kerajaan Jawa inilah yang menjadi sajian utama di Rumah Sleman Private Boutique Hotel, Mlati, Sleman, Yogyakarta. Keindahan arsitektur, desain dan dekorasi kamar yang memiliki sentuhan Jawa dan gaya kolonial Belanda menjadi daya tarik tersendiri bagi keberadaan boutique hotel ini.
Awalnya, bangunan berbentuk rumah joglo ini merupakan rumah tinggal yang dibangun oleh Darah Dalem Keraton Kasunanan Surakarta pada tahun 1814 di Kampung Sewu, Solo. Bangunan ini kemudian dipindahkan ke Desa Warak.
Di penginapan ini terdapat bermacam-macam furniture klasik warisan leluhur yang begitu mempesona. Paling istimewa adalah sebuah kursi dan almari kuno peninggalan Paku Buwono X dari Surakarta. Selain itu, sejumlah perabot rumah tangga klasik lainnya juga turut dipajang sebagai pelengkap citra kemewahan aristokrat tersebut.
Sumber: Majalah Kabare, edisi Januari 2011 (Teks: Singgih Wahyu N., foto: Budi Prast).
Keraton dalam dinamika masyarakat Jawa memang menjadi pusat panutan budaya. Termasuk di dalamnya soal perangkat furniture pengisi ruangan. Meja, kursi, almari, dipan, dan sebagainya menghadirkan sebuah kemewahan aristokrat yang begitu indah. Di dalamnya juga tersimpan beragam makna yang begitu brilian.
Kemewahan ala bangsawan kerajaan Jawa inilah yang menjadi sajian utama di Rumah Sleman Private Boutique Hotel, Mlati, Sleman, Yogyakarta. Keindahan arsitektur, desain dan dekorasi kamar yang memiliki sentuhan Jawa dan gaya kolonial Belanda menjadi daya tarik tersendiri bagi keberadaan boutique hotel ini.
Awalnya, bangunan berbentuk rumah joglo ini merupakan rumah tinggal yang dibangun oleh Darah Dalem Keraton Kasunanan Surakarta pada tahun 1814 di Kampung Sewu, Solo. Bangunan ini kemudian dipindahkan ke Desa Warak.
Di penginapan ini terdapat bermacam-macam furniture klasik warisan leluhur yang begitu mempesona. Paling istimewa adalah sebuah kursi dan almari kuno peninggalan Paku Buwono X dari Surakarta. Selain itu, sejumlah perabot rumah tangga klasik lainnya juga turut dipajang sebagai pelengkap citra kemewahan aristokrat tersebut.
Sumber: Majalah Kabare, edisi Januari 2011 (Teks: Singgih Wahyu N., foto: Budi Prast).